One-shot
Prolog
Februari 2016 tepatnya
tanggal 26 selesailah salah satu proyek game
online terbesar yang pernah ada, proyek ini melibatkan beberapa perusahaan
elektronik terbesar sebagai sponsornya, «ARCADIA: Lost Races Online», permainan
realitas virtual yang menggunakan perangkat keras «SYNCHRONIA» sebagai penghubung saraf otak kedalam
komputer dan mengirimkan sinyal elektronik langsung keotak agar pemakainya bisa
merasakan bermain game fantasi secara
nyata.
«Virtual Reality» atau
realitas virtual, menggabungkan dunia nyata dan dunia virtual menjadi satu,
salah satu terobosan teknologi termutakhir dan terpopuler saat ini,
«Nsyncer.inc» adalah tombak utama dari terobosan teknologi ini, dengan alat
terobosan mereka, «SYNCHRONIA», pengguna bisa merasakan berada di dunia nyata,
walaupun sebenarnya itu adalah Virtual
Space.
Part 1
“Hei, apakah kau lama
menungguku disini Reo?”
Seseorang muncul dari
hadapan pemuda yang menunggu sambil bersandar disebuah dinding di pinggir
jalan, dia bernama Aditya Surya.
“Tidak Dy, ayo kita
pulang.”
Dengan senyuman Reo
Hilmi, atau yang dikenal sebagai Reo, mengajak temannya untuk pulang pulang
kerumah.
Mereka sehabis membeli
kaset installer game «ARCADIA: Lost
Races Online» yang baru saja dirilis tadi pagi, pendistribusian kaset ini
tersebar, jadi pembeli bisa dengan mudah membelinya, tanpa harus mengantri
lebih lama, bahkan sampai kemping.
“Dy, kau jam berapa Log in kedalam «ALRO» nanti?”
“Hmm, mungkin pagi
sekali, besok kan hari minggu, pasti bakalan banyak pemain yang bakalan Login kedalam game ini.”
“Kau pasti mengincar cewe cantik bukan? Hati-hati dapat hode loh.”
<a/n: Hode adalah istilah untuk laki-laki yang menyamar jadi perempuan, biasanya tujuan mereka adalah untuk mendapatkan item-item secara gratis dari pemain laki-laki, bisa juga istilah untuk sebaliknya (jarang ada).>
“Enak aja kau, jangan
mendoakanku dengan doa yang tidak-tidak.”
“Siapa yang
mendoakanmu? Yee, geer.”
“Kau ingatkan apa kata
pak ustadz? “Perkataan adalah doa”, ingat itu.”
‘Segala mengutip kata
pak ustadz lagi.’
Reo membatin disertai
dengan senyuman kecut.
Setelah lama
berbincang-bincang hal-hal yang trivia sambil berjalan pulang, mereka pun
berpisah karena arah rumah mereka berlawanan.
“Hey Dy, jangan lupa
memberikan kaset itu ke Denny, lagipula dia yang paling antusias dengan game ini, walaupun dia tidak bisa
membelinya sendiri.”
“Iya iya, aku tau,
dasar cerewet.”
“Cih, baiklah tuan Beta tester yang dapat mencicipi game closed beta,” ucap Reo dengan nada
sedikit sarkasnya.
Dengan ini mereka
berpisah, dan Reo pun menuju rumahnya yang memang agak jauh dari titik
perpisahan mereka tadi.
Part 2
Keesokan harinya,
Minggu 28 Februari 2016.
Di sebuah meja makan,
duduklah seorang anak muda berusia 20 tahunan yang sedang memakan mi instant
rasa mi goreng.
Dia bukanlah anak kos,
melainkan seorang mahasiswa yang masih tinggal bersama orang tuanya, karena dia
kuliah di satu kota yang sama dengan tempat tinggalnya, dia lah Reo.
Dengan bunyi *slurp*
dan senyum yang aneh tertempel di wajahnya dia pun mulai berteriak dengan
gembiranya.
“Hari ini ga ada
kerjaan!~”
Tidak ada ada satu
orang pun di rumahnya, orang tuanya pergi liburan ulang tahun pernikahan mereka
kesuatu tempat nan jauh.
‘Log in ah, hari ini aku bisa puas bermain~’
Dia membatin disertai
senyuman yang bisa dibilang menjijikan.
Reo segera beranjak
dari meja makan dan menaruh piring kotor di tempat penyucian piring tanpa
mecunyinya, dasar pemuda malas.
Dia menuju kekamarnya
yang berada di lantai dua rumahnya, kamarnya tidak terlalu besar, hanya 5x5 m,
di dalam kamarnya ada meja belajar yang terletak di sebelah kanan pintu masuk
kamarnya, di sebelahnya lagi ada tempat tidur single bed yg beralaskan selimut berwarna biru, diseberang pintu
kamarnya, ada 3 jendela kaca bersusun, jendelanya sangat besar seukuran dengan pintu kamarnya.
Disebelah kiri
kamarnya tersusun lemari baju dan 2 rak buku, rak buku pertama berisikan
kaset-kaset game untuk komputer, dan
yang satunya lagi komik Jepang dan beberapa novel ringan.
Reo mulai berbaring
setelah dia mengaktifkan komputer yang ada di meja belajarnya, dan setelah itu
dia memasangkan «SYNCHRONIA» ke komputernya, lalu kemudian memakainya.
“Sync command: Sync test!”
“Sync command: Sync test!”
Reo mengeluarkan
perintah kepada «SYNCHRONIA» untuk melakukan ‘Sync test’.
Sync test adalah hal yang esensial sebelum menggunakan «SYNCHRONIA», Sync test berguna untuk mengecek keadaan
pengguna.
«SYNCHRONIA» tidak
akan merespon perkataan di luar set
command yang telah di set. Untuk memberi perintah, awali kalimat perintah
dengan ‘Sync command’, dan dengan itu, «SYNCHRONIA» akan merespon penggunanya.
«SYNCHRONIA» pun mulai
merespon perintah yang dikeluarkan Reo.
HEART RATE : STABLE
BLOOD FLOW : STABLE
MENTALITY : STABLE
SIGHT :
OK
HEARING : OK
TASTE : OK
HEARING : OK
TASTE : OK
SMELL : OK
TOUCH : OK
Dengan hanya beberapa
detik, analisis yang dikeluarkan oleh «SYNCHRONIA» sudah bisa dilihat oleh Reo.
Dia lalu memejamkan
matanya lalu mengeluarkan perintah untuk menyambungkan dia ke dalam game «ARCADIA: Lost Races Online».
“Sync command: Execute application: «ARCADIA: Lost Races Online», start syncing.”
Sebenarnya perintah ‘Execute application’ bisa di perpendek
dengan men-setting shortcut sehingga suatu aplikasi yang
mempunyai nama yang panjang bisa diperpendek, seperti «ALRO» untuk menjalankan
«ARCADIA: Lost Races Online».
‘AFFIRMATIVE, SYNCHRONIZATION START.’
Dengan suara yang
keluar dari «SYNCHRONIA», Reo mulai kehilangan kesadaran dirinya.
SIGHT : SYNCED
HEARING : SYNCED
TASTE : SYNCED
HEARING : SYNCED
TASTE : SYNCED
SMELL : SYNCED
TOUCH : SYNCED
‘SYNCHRONIZATION COMPLETED.’
Reo mulai mendapatkan
kesadarannya kembali, namun dia terbangun di ruangan berwarna biru dan serba cyber, ya dia sekarang sedang berada
didalam cyberspace.
Di depan dia berada
sekarang, ada jendela hologram semi transparan yang bertuliskan ‘AUTHORIZATION’
Di papan tombol itu
tertera ID pengguna dan Password
untuk log in, serta papan tombol
untuk mengisi kedua kolom tersebut.
Reo pun mengisinya,
dan setelah itu cahaya seperti kunang-kunang berwarna biru dan berukuran
sebesar ganggaman tangan pun mulai menyelimutinya, lalu perasaan seperti
diterbangkan pun menyelimuti dirinya.
Part 3
- GRANDBELT CITY -
Kota yang sangat
besar, luasnya hampir mirip seperti kota asli, memiliki suasana peradaban Eropa
pada jaman pertengahan, di kota ini tidak hanya fasilitas-fasilitas untuk
pemain, namun rumah-rumah para NPC juga banyak.
Di dalam kota ini
tidak hanya ada satu jenis toko yang ada namun ada beragam jenis toko, toko
pedang dan baju pelindung tersebar di mana-mana, harganya pun beragam dan tidak
statis seperti di game online MMORPG lainnya.
<a/n: NPC:
Non-Playable Character (Karakter Non-kendali), karakter yang dikendalikan komputer. MMORPG: Massively Multiplayer Online Role-Playing Game (Permainan peran daring multipemain masif), jenis permainan online, selengkapnnya di sini, dan di sini.>
Di suatu tempat di dalam
kota ini, seoarang anak setinggi 151cm sedang asik duduk di bangku taman.
Ras anak itu adalah
Demi-Human, dia memiliki warna mata berwarna merah dengan rambut berwarna
abu-abu sebahu dengan telinga kelinci yang mencuat, ras ini bernama Rabbit-man,
ras yang dikenal mempunyai serangan ofensif yang rendah, namun memiliki agility
yang cukup tinggi.
Dia menggunakan jubah
berwarna hitam dan baju kaos putih dan garis hitam di sisi kanan dan kirinya,
dan celana berwarna hitam camo bersaku di kaki kanan dan kirinya.
Ras Rabbit-man adalah ras yang populer di kalangan pemain perempuan karena keimutan mereka, dilain pihak ras ini tidak terlalu populer kdalangan pemain laki-laki karena kekuatan serangan mereka yang lemah, walaupun ada beberapa pemain laki-laki yang menggunakan ras ini sebagai karakter mereka. ras ini cocok dengan pekerjaan yang berhubungan dengan kecepatan seperti «Assassin», tapi syarat yang dibutuhkan sangatlah tak mudah.
“Ah, sebelum aku
bertemu Aditya dan Denny, aku ingin pemanasan dulu dengan menyelesaikan quest mudah dulu.”
Bisik anak itu kepada
dirinya sendiri.
Iya, dia adalah Reo
Hilmi yang sedang menggunakan karakter game-nya,
walaupun karakter game-nya kalu
dilihat dari jauh adalah seorang karakter anak perempuan, tapi gender sebenarnya
karakter game-nya adalah anak laki,
dia bisa dibilang androgynous.
‘Sebelum itu, aku mau
cek statusku dulu.’
Reo membatin lalu dia
menggerakkan tangannya membentuk spiral searah jarum jam, gerakan itu adalah
perintah untuk menampilkan jendela perintah.
Jendela perintah itu
berbentuk seperti D-pad, bagian tengahnya adalah tombol keluar dari menu
tersebut. Bagian atas adalah kolom «Personal», yang berisikan informasi tentang
diri sendiri seperti, «Status», «Equipment», dan «Quest». Bagian kiri adalah
kolom «Friends», Kiri «Items» dan bagian terakhir yaitu bagian bawah berupa «System»
yang berisikan pilihan untuk «log out» dan «Option».
Reo menekan «Personal»
layar hologram tersebut, lalu menekan «Status», hasilnya pun langsung dapat
terlihat oleh dia.
_________________________________________________________________________________________
Name :
Remia
Race/Tribe :
Demi-Human/Rabbit-man
Level :
7
EXP :
5763
Main Job :
Modifier
Sub Job :
-
Vitality :
256
Strength :
33
Defense :
40
Magic :
35
Magic-Def :
34
Agility :
122
Luck :
80
Skill :
- Production :
- Modification I
Skill yang
memperbolehkan penggunanya untuk membuat dan memberikan efek pada senjata, armor dan
aksesories, skill paling rendah dalam kategori «Production».
- Analyst :
- Item Inquiry I
Skill untuk mengetahui
ditel suatu Item, hanya bekerja pada item rendahan.
- Material Inquiry I
Skill untuk mengetahui
ditel bahan baku, hanya bekerja pada bahan baku rendahan.
Poin keberuntungan (Luck) akan bertambah 20% lebih banyak saat level up, akan hilang saat mencapai level 20.
_________________________________________________________________________________________
“Statusku masih saja
menyedihkan, rata-rata orang yang selevel denganku mempunyai status point sekitar 70an.”
Ucap Reo atau Remia
dengan disertai senyuman kecut.
Skill «Modification»
adalah skill dengan tingkat yang paling rendah di kategori skill «Production», skill itu mirip seperti skill «Weapon Making»,
«Armor Making», atau «Accessories Making»-nya «Blacksmith» namun lebih inferior
dari skill tersebut, karena skill «Modification» hanya memodifikasi senjata,
armor, dan aksesoris dan memberikan efek special terhadap peralatan tersebut,
bahkan skill «Blacksmith» tadi juga bisa memodifikasi dan skill
«Attributor»-nya «Alchemist» bisa memberikan efek atribut yang bahkan lebih
kuat daripada skill «Modification».
“Dan berita bagusnya,
Job ini punya bug lagi.”
Lanjut Remia/Reo
dengan menghela nafas.
Ya, Job «Modifier»
mempunyai bug yang melarang para pemakainya untuk mengganti Main Job ke Job
lain, dan orang yang punya Main Job lain tidak bisa mengganti Main Job-nya ke
«Modifier».
Hanya pada saat
pembuatan karakter baru lah, para pemain bisa memilih Main Job ini.
Ngomong-ngomong, Reo
membuat Remia dengan Main Job «Modifier» (karena dia sendiri tak tau tentang
bug itu) dan membuatnya sampai level 7 dalam semalam.
Kesulitan meningkatkan
level pada pemain pemula tidaklah sulit. Dari level 1 sampai 15, Leveling
sangatlah mudah, dari level 16 sampai level 25, kesulitan akan makin meningkat
dan meningkat lebih tinggi lagi sampai mencapai Counter Stop pada Level 255.
<a/n: Counter Stop, Level tertinggi dimana
player tidak bisa lagi mengalami Level
up>
“Baiklah, aku sudah
memilih quest “Save a Village near
Fairchild City from The Incoming Slime Attacks” karena quest ini berdekatan dengan tempat yang dijanjikan Aditya.”
Bisik Remia, lalu dia
beranjak dari tempatnya, jarak dari Grandbelt City ke desa itu adalah 30 menit
kearah timur, perjalanan tersebut biasanya ditempuh dengan kuda.
Letak Remia berada
sekarang adalah taman di dekat gerbang timur kota, Jadi dia tak perlu memakan
waktu lama untuk kesana.
Remia berjalan
ketempat penyewaan kuda, dan mulai memilih untuk menyewa kuda.
Dia berkomunikasi
kepada NPC, dan menyewa kuda untuk sehari dengan harga 500 Gurr.
Gurr adalah mata uang di game ini.
untuk menyewa Inn untuk satu hari, dibutuhkan rata-rata sekitar 200 Gurr, jadi harga kuda tersebut adalah dua kali harga menginap dalam Inn yang sudah bisa dianggap dengan kualitas rata-rata.
Gurr adalah mata uang di game ini.
untuk menyewa Inn untuk satu hari, dibutuhkan rata-rata sekitar 200 Gurr, jadi harga kuda tersebut adalah dua kali harga menginap dalam Inn yang sudah bisa dianggap dengan kualitas rata-rata.
Remia membayar harga
sewa tersebut lalu menunggangi kuda yang keluar dari kandang kuda yang dimiliki
NPC tersebut.
Kemudian dia berangkat
ke arah timur dari Kota Grandbelt.
Part 4
30 menit kemudian,
Desa Usateil.
“Jadi ini Desa
Usateil.”
Bisik Remia, sambil
mengikatkan tali kuda yang disewanya kesalah satu kandang kuda yang dijaga NPC,
lalu dia masuk melewati desa ini menuju kehutan untuk memburu Slime yang akan
menyerang Desa ini.
<a/n: Slime adalah monster semi-transparan yang terbuat dari gel, tubuhnya itu semi-liquid, biasanya monster yang paling lemah di game RPG, kecuali Eroge :^) )
Desa Usateil adalah
desa para Rabbit-man, desa ini berisikan NPC-NPC yang memiliki karakteristik
yang sama dengan Remia, jadi para NPC desa ini menampakkan ekspresi yang lega,
dan mempersilahkan Remia untuk masuk.
Banyak NPC anak-anak
yang lalu lalang, ada yang penasaran, ada yang tak menghiraukan Remia
sedikitpun dan ada yang berlarian menghampiri, Remia hanya bisa tersenyum
melihat hal itu.
Dengan hanya berjalan
kaki selama 5 menit, dia sudah sampai di hutan Usami, hutan yang berada di luar
desa Usateil.
Remia melihat kelompok
Slime, Slime tersebut berjumlah 3
ekor.
“Baiklah, its Slime exterminating time~.”
Ucap Remia sambil tersenyum.
Ucap Remia sambil tersenyum.
Tidak sampai 10 menit,
Remia sudah berhasil mengalahkan semua slime dan mengumpulkan bukti berupa 15 «Slime Liver».
Misi (quest) ini sendiri adalah misi untuk
pemula, jadi tentu saja Remia bisa mengalahkannya dengan mudah.
<a/n: Dagger adalah senjata sejenis pisau, namun lebih besar dan lebih panjang>
Dia lalu beranjak dan
melaporkannya kepada ketua Suku yang ada di desa Usateil untuk menyerahkan 15 «Slime Liver», dan mendapatkan bukti
bahwa dia sudah menyelesaikan misi tersebut, yang nanti akan dibawa ke
«Adventure Guild» untuk membuktikan bahwa dia sudah menyelesakan misinya, dan
mendapatkan imbalan «Guild Point».
«Adventure Guild»
berada di kota-kota seperti Grandbelt dan Fairchild, dan dia bebas menyerahkan
laporan dari kepala suku tersebut di «Adventure Guild» di kota manapun, hanya
saja akan ada pajak untuk laporan yang berbeda dari tempat pengambilan misi.
Setelah mendapatkan
laporan dari kepala suku, Remia pun berangkat ke kota Fairchild, yang berjarak
15 menit dari desa tersebut.
Remia mulai kepikiran
tentang ‘mengapa quest ini tertera di
kota yang lebih jauh dari desa ini?’, namun dia lupakan seiring waktu dia
menuju kota Fairchild.
Part 5
- FAIRCHILD CITY –
Kota yang sangat luas namun
kalah luasnya dengan kota Grandbelt, suasana kota ini mirip dengan Grandbelt,
namun batu bata yang digunakan di sini berwarna putih, dan pepohonan yang
menghiasi kota ini sangat rimbun.
Setelah memberikan
laporan kepada «Adventure Guild», Remia menuju tempat pertemuan mereka, dia
sudah telat sekitar 11 menit, namun dia tak menghiraukannya.
Remia dan karakter game Aditya tak pernah bertemu, alhasil,
dia tak tau bagaimana rupa karakter game
Aditya, namun dia sudah memberitahukan Aditya bahwa karakter game-nya adalah Rabbit-man berambut
abu-abu dan bermata merah bernama Remia dan dia memberikan ditel pakainnya
sebelum dia log in pagi tadi.
“Oyy! Remia! Lama
sekali kau!”
Orang yang memanggil
Remia adalah laki-laki ras Human dengan suku Sapiens yang mempunyai rambut
merah dan mata keemasan, memakai Chainmail
dan celana berwarna cokelat dengan pedang di sebelah kiri pinggangnya, sudah dapat dipastikan bahwa Job-nya adalah «Warrior». Dia
adalah karakter game dari Aditya.
“Oh Adit—,”
“Panggil aku Diaz
disini, Reimu!”
“Aku bukan penjaga
kuil Hakurei oy! Lagi pula aku bukan perempuan!”
“Tapi kau terlihat
seperti perempuan dari segi manapun, lagipula kau cebol.”
“Aku hanya iseng kau
tau, aku akan membuat karakter baru nanti.”
“Ah, dasar trap!”
“Terserahmu lah.”
“Oh iya Remia, ini
De*uhuk*Klause, Trenthian, Rinia, Alfred, Bilqis, dan Lettuce.”
Semua yang Diaz/Aditya
kenalkan tersenyum sambil mengucapkan “Salam kenal”, “Yo!”, dan sebagainya,
terkecuali Denny atau Klause, karena kami sudah kenal.
Remia tahu bahwa
Klause itu adalah Denny, karena kesalahan yang Diaz lakukan tadi, lagipula
ekspresi Klause mirip sama seperti ekspresi Denny di dunia nyata, santai.
Klause, Trenthian dan
Lettuce mempunyai «Equipment» yang hampir sama seperti Diaz, kecuali pada penampilan
mereka.
Klause memiliki rambut
putih acak-acakan dengan mata hitam, Trenthian mempunyai rambut berwarna biru
poninya mengarah kearah sebelah kanan kepalanya dengan mata berwana biru juga,
dan Lettuce dengan rambut lurus hijau dan mata hijaunya, mirip seperti sayuran.
Rinia adalah
Demi-human perempuan dengan suku kucing, rambutnya berwarna pirang dengan corak
jingga gelap, matanya berwarna kuning, pakaiannya adalah pakaian yang sungguh
provokatif, leather yang dilapisi
dengan chestplate yang hanya menutupi
bagian dadanya saja, dan celana kulit pendek yang menampilkan kulit cokelatnya
yang eksotis pun terlihat menakjubkan, dari penampilannya yang tak membawa
senjata, dapat dipastikan bahwa Job
yang diambilnya adalah «Fist Fighter».
Di lain pihak, Bilqis
adalah ras Human perempuan dengan suku Elfman yang tertutup dengan pakaian
serba putih ditutupi jubah berwarna putih pula. Rambutnya berwarna pirang
terang dengan mata yang berwarna hijau telinganya terlihat lebih panjang
daripada telinga manusia biasa, senyumannya pun bisa membuat perasaan jadi
rileks. Tingginya hamper sama dengan Remia, dan dia membawa tongkat kayu
sebagai senjatanya, bisa dipastikan Main Job-nya
adalah «White Mage», seorang Healer.
Alfred, Alfred adalah
Alfred. Alfred mempunyai penampilan seperti pelayan berkacamata, warna matanya
perak dan berambut putih dengan tanduk hitam yang mencuat dikepalanya, sudah
dipastikan bahwa Rasnya adalah Human dengan suku Newman. Walaupun dia
berpenampilan butler, dia membawa
pedang besar dibelakangnya, Main Job-nya
mungkin adalah combat butler, bukan, Job-nya adalah «Brute». Walaupun penampilannya
mirip pelayan dan wajahnya mirip seorang butler yang melindungi tuan putri
cantik berwatak tsundere, tetapi dia tak
memiliki ekspresi apapun, bisa dibilang poker
face.
'Baju pelayan yang dipakainya sepertinya dibeli dengan uang asli, atau mungkin rare drop. Tapi monster drop tidak pernah meninggalkan Gurr ataupun benda jadi lainnya, Mereka hanya meninggalkan material saat mereka mati.'
Batin Remia karena dia kagum melihat pakaian Alfred.
<a/n: Monster drop adalah item/benda yang ditinggalkan monster dalam game setelah mereka mati/dibunuh. Rare drop adalah versi langkanya monster drop, dimana benda yang didapatkan adalah benda langka.>
Kelompok yang baru
saja berkumpul ini berencana mengerjakan misi lanjutan, mereka membagi party mereka masing-masing 4 orang agar
seimbang.
Alasan kenapa mereka
membagi party mereka adalah, orang
yang dibolehkan dalam satu party maksimum hanya 6 orang
Party pertama terdiri dari Diaz, Remia, Trenthian, dan Bilqis. Dan party kedua terdiri dari Klause, Alfred,
Rinia, dan Lettuce.
Alasan kenapa party
Remia mendapatkan Healer adalah
karena Job yang diberitahukan Remia pada mereka. Mereka mengasihani Remia
dengan menepuk pundaknya, lalu menetapkan bahwa kelompok Remia harus mempunyai Healer untuk jaga-jaga, dan dengan
keputusan itu, terdirilah Party yang
fokus kepada keseimbangan, dan party
yang fokus pada penyerangan.
Dengan pembagian Party seperti itu, mereka pun menuju
«Adventure Guild» untuk mengerjakan misi (quest)
yang sama.
Setelah beberapa kali mengerjakan misi dan mendapatkan level up, sekrang Remia sudah mencapai level 15.
Sudah 5 jam setelah
mereka mulai leveling, semuanya pun
menyetujui bahwa misi yang tadi adalah yang terakhir untuk hari ini dan mereka
memilih untuk membubarkan party
setelah melapor kepada «Adventure Guild».
Sesampainya di kota,
merekapun langsung melapor ke «Adventure Guild» secara bersamaan.
“Kerja bagus
teman-teman!”
Ucap Klause dengan
semanagat, dia sendiri tidak berencana log
out karena dia ingin memainkan game
ini sepuasnya, berbeda dengan beberapa temannya.
“Baiklah, waktunya
kita disband.”
Ucap Diaz dengan
santainya, dia lalu menggerakkan tangannya membentuk spiral searah jarum jam
untuk menampilkan jendela perintah.
Sesaat sebelum dia
menekan «Disband Party» di sub menu «Friends», mereka pun diselimuti perasaan
diterbangkan.
Part 6
“SELAMAT DATANG PARA PEMAIN”
Suara itu menggema
setelah mereka diteleportasi kesuatu tempat, tempat ini berbentuk lingkaran
dengan diameter 2 kilometer.
Tempat ini berasa
seperti di suatu tempat yang tinggi, seperti menara yang hanya diselimuti
awan-awan putih, itulah kenapa banyak orang yang bingung lalu melihat kesegala
penjuru arah.
“AKU ADALAH «VIRUS»,
AKU AKAN MENGURUNG KALIAN DI DUNIA YANG SANGAT INDAH INI UNTUK MEMBERIKAN
KALIAN SEBUAH KEHIDUPAN YANG SANGAT MENARIK!”
“Hah, ada apa ini!?”
Seoarang pria terdengar
bingung dengan perkataan sebuah benda berbentuk lingkaran seperti bola, namun
memilki mata merah dan mengeluarkan aura hitam.
“Mengurung kami? Yang benar
saja?!”
“Ini event bukan? Hal seperti ini hanya untuk
menakuti para pemainbukan?”
“I-ibu, aku ingin
pulang.”
Banyak suara protest
yang ditujukan kepada benda ber-aura hitam tersebut.
“JIKA KALIAN INGIN
KELUAR, KALIAN HARUS MENYELESAIKAN 100 DUNGEON DI DUNIA INI, DAN MENYELESAIKAN
TUGAS KALIAN.”
Dengan itu, panik pun melanda para pemain, banyak yang kehilangan harapan dan berbisik “Yang benar saja”, namun adapula yang semangat, karena mereka menganggap mereka adalah karakter utama dari cerita Novel atau anime.
Dengan itu, panik pun melanda para pemain, banyak yang kehilangan harapan dan berbisik “Yang benar saja”, namun adapula yang semangat, karena mereka menganggap mereka adalah karakter utama dari cerita Novel atau anime.
“NAMUN INGAT, JIKA
KALIAN MATI DI SINI, DISENGAJA MAUPUN TIDAK, KALIAN AKAN MATI DI DUNIA NYATA,
MENYELESAIKAN TEST SETELAH MENYELESAIKAN 100 DUNGEON TERSEBUT.
JIKA ADA GANGGUAN DARI
LUAR MAKA «SYNCHRONIA» AKAN MENGIRIMKAN SINYAL KE OTAK KALIAN DAN AKAN MEMBUAT
KALIAN KOMA SECARA PAKSA, DAN SUDAH DIPASTIKAN DIA TAK AKAN BANGUN LAGI.
NAMUN TENANG SAJA, JIKA KALIAN DISCONNECT DARI SERVER, NYAWA KALIAN TAK AKAN TERANCAM, NAMUN JIKA KALIAN TIDAK RECONNECT DALAM 4 JAM, UCAPKAN LAH SELAMAT TINGGAL PADA NYAWA KALIAN.
UNTUK MENCEGAH BERKURANGNYA PARA PENDUDUK DUNIA INI, AKU MENYERAHKAN SEMUANYA KEPADA ORANG LUAR SANA UNTUK MENGAMBIL TINDAKAN, DAN TENTU SAJA PESAN INI SUDAH AKU SIARKAN KESELURUH STASUN TELEVISI.
SEMAKIN BANYAK DARI KALIAN YANG TERSISA, SEMAKIN TINGGI KEMUNGKINAN KALIAN BISA MENYELESAIKANNYA, SEMAKIN SEDIKIT DARI KALIAN YANG TERSISA, SEMAKIN SEDIKIT PULA KEMUNGKINAN KALIAN MENYELESAIKAN TEST TERSEBUT, JADI BERTAHAN LAH PARA PEMAIN SEKALIAN.
SELAMAT MENIKMATI DUNIA YANG INDAH INI.”
NAMUN TENANG SAJA, JIKA KALIAN DISCONNECT DARI SERVER, NYAWA KALIAN TAK AKAN TERANCAM, NAMUN JIKA KALIAN TIDAK RECONNECT DALAM 4 JAM, UCAPKAN LAH SELAMAT TINGGAL PADA NYAWA KALIAN.
UNTUK MENCEGAH BERKURANGNYA PARA PENDUDUK DUNIA INI, AKU MENYERAHKAN SEMUANYA KEPADA ORANG LUAR SANA UNTUK MENGAMBIL TINDAKAN, DAN TENTU SAJA PESAN INI SUDAH AKU SIARKAN KESELURUH STASUN TELEVISI.
SEMAKIN BANYAK DARI KALIAN YANG TERSISA, SEMAKIN TINGGI KEMUNGKINAN KALIAN BISA MENYELESAIKANNYA, SEMAKIN SEDIKIT DARI KALIAN YANG TERSISA, SEMAKIN SEDIKIT PULA KEMUNGKINAN KALIAN MENYELESAIKAN TEST TERSEBUT, JADI BERTAHAN LAH PARA PEMAIN SEKALIAN.
SELAMAT MENIKMATI DUNIA YANG INDAH INI.”
Dengan berakhirnya
pidato/pengumuman dari benda aneh tadi, perasaan diterbangkan menyelimuti para
pemain.
PART 7
“Yang benar saja? Aku
harus bertahan dengan Job yang
mempunyai bug ini selama memainkan
game ini?!”
Protest seorang Rabbit-man kepada dirinya sendiri,
suaranya samar-samar, dapat dipastikan bahwa orang-orang yang berada di
sekitarnya tak menyadarinya.
Kini mereka kembali ke
ruangan «Adventure Guild», setelah mendengarkan pengumuman yang tak terduga
tersebut, beberapa dari mereka menampakkan ekspresi wajah yang suram.
“Benda aneh itu benar,
kita terperangkap disini, tombol untuk Log
out-nya menghilang.”
Ucap Diaz serasa tak
percaya dengan apa yang dialaminya.
Merekapun melihat ke
teman-temannya yang lain, di sana terlihat Bilqis yang menagis dan Rinia yang
berusaha menenangkannya, Lettuce dan Trenthian yang terlihat cemas, Alfred yang
berekspresi datar seperti kehilangan berbagai warna dari wajahnya, dan Klause
yang terlihat tenang dan biasa-biasa saja, bahkan tersenyum kecil.
“Hei Klause, kenapa
dengan mukamu yang tenang dan senyum yang tertempel di wajahmu itu? Kau
menganggap ini hal yang tak serius hah?!”
Protes Diaz sambil mendatangi
Klause lalu mencekiknya dan mengangkatnya.
“Ada apa denganmu hah?
Ini kesempatanku untuk hidup dan lari dari kehidupanku yang monoton di luar
sana. Jika memang kau ingin keluar, maka cepatlah menyelesaikan 100 Dungeon tersebut.”
Protes Klause lalu
menepis tangan Diaz.
“Grrr.”
Dan Diaz hanya bisa membalas
dengan geraman.
“Aku tak salah bukan? Jika
kau ingin keluar dari sini, selesaikanlah event
ini.”
“Tapi itu tak mengubah
perkataanmu tadi, kau merasa senang saat yang lain sedang terkena perasaan
panik, apa-apaan itu?!”
“Apa ka—,”
“Sudahlah kalian
berdua, hentikan!”
Yang menghentikan
perkataan mereka adalah seorang Demi-human yang baru saja menenangkan seorang
gadis, Rinia.
““…””
Mereka berdua hanya
bisa terdiam sambil menggertakkan gigi mereka.
“Kalian berdua,
tenangkanlah kepala kalian masing-masing, kalian adalah leader bukan? Jika
kalian ingin keselamatan kalian sendiri dan orang-orang disekitar kalian,
seharusnya kalian bisa memikirkannya dengan kepala dingin.”
“Aku setuju dengan
perkataan Rin.”
Suara itu berasal dari
gadis yang baru saja selesai menangis tadi, walaupun matanya memerah karena
menangis, cahaya di matanya kini sedang bersinar berupaya memberitahukan kepada
siapa saja yang melihatnya “Jangan menyerah”.
“Kita tak boleh hancur
disini, kita selesaikan ini bersama.”
Perkataan yang serasa
tak mungkin keluar dari orang yang baru saja menangis tadi menenangkan suasana
sekitar.
Para NPC dan beberapa player yang melihatpun merasa tenang
melihat senyumannya.
“Maafkan aku Diaz, ayo
kita selesaikan ini bersama.”
Diaz menunduk
mendengar perkataan Klause, lalu menjawabnya.
“Baiklah, maafkan aku juga.”
Deengan itu mereka pun berbaikan.
Ngomong-ngomong, para player yang ada di guild juga
menampakkan wajah yang suram, namun setelah melihat pertengkaran tadi dan
mendengarkan perkataan Bilqis, mereka sadar bahwa jatuh depresi bukanlah
pilihan dan mereka harus berjuang untuk keluar dari game mematikan ini.
Seusai itu, merekapun
pergi mencari Inn untuk membahas strategi mereka lebih lanjut, lagi pula waktu
sekarang sudah sore, dan semua orang pasti butuh waktu untuk menenangkan diri
setelah mereka diberitahu bahwa mereka tak akan bisa keluar jika tak
menyelesaikan dungeon tersebut.
PART 8
Pagi yang cerah
menyelimuti kota dengan arsitektur Eropa, dengan matahari yang hangat serta
cuaca yang cerah membuat pagi yang indah ini seperti anugrah.
Namun berbeda dengan
cuaca yang cerah tadi, atmosfir yang ada disekitar para player sangatlah suram,
sangat suram sampai-sampai bisa membuat orang yang tidak terlibat kehilangan
ritme pernapasan mereka.
“Kakak, kakak tak apa?”
“Menjauhlah dariku!”
Seorang anak perempuan
NPC berumur sekitar 7 tahunan bertanya kepada seorang player dengan ekspresi wajah masam, namun segera didorong oleh player itu dengan satu tangan. Anak itu
tentu saja kesakitan dan air mata mulai berkumpul diujung matanya.
“*hiks*, uu~ *hiks*”
“Hei kau, jangan
sekejam itu pada anak kecil!”
Orang yang menegurnya
adalah seorang Rabbit-man berrambut abu-abu, Remia.
“Hah? Ada apa dengan
hal itu? Dia hanya NPC, dia tak punya perasaan!”
“Perasaan? Liat dia!
Dia ketakutan bukan!”
Anak perempuan NPC
tadi berlindung dibelakang Remia sambil memegangi bajunya.
“Tangisan itu tidaklah
nyata, itu hanya data kau tau, dia hanyalah program!”
“Tapi, punya
perasaanlah sedikit, dia hanya anak kecil.”
“Argh, sudahlah, aku
tak mau berurusan denganmu!”
Player itu pun pergi meninggalkan mereka berdua. Remia hanya bisa menghela napas
saat melihat player itu pergi.
“Kau tak apa dik? Ada
yang luka?”
“Tidak kak, aku tak
apa, te-terima kasih.”
Dengan mengucapkan
rasa terimakasihnya, anak itu pun membungkuk dan berlari kesuatu tempat.
“Hati-hati!”
Dengan mengucapkan
itu, Remia pun melanjutkan perjalanannya menuju taman yang berdekatan dengan
gerbang kota.
Sudah 3 hari sejak
pengumuman itu, banyak para pelayer yang mempunyai wajah suram dan depresi,
namun ada juga yang semangat seperti menemukan dunia yang baru saja.
Ada juga hal yang aneh
dalam beberapa hari ini, para NPC yang dianggap tak memiliki alur pikiran yang
kompleks dan hanya bisa mengucapkan kata-kata yang sudah diset mengalami
perubahan, mereka mulai bisa berekspresi seperti manusia asli.
Mereka tentu saja
khawatir tentang keadaan para player,
namun banyak para player yang
menanggapinya secara kasar, dan hasilnya para NPC banyak yang tak menghiraukan
mereka.
Ada pula player yang diusir dari toko senjata
karena perilaku kasarnya, itu hanya karena player
tersebut membalas dengan kasar pertanyaan khawatir penjaga tokonya, dan
tentu saja hal itu berakhir dengan perkelahian.
Namun ada pula yang
berperilaku ramah terhadap NPC, namun mereka adalah minoritas yang sangat
kecil.
Karena banyak yang
stress dan depresi, mereka melampiaskannya dengan kekerasan dan amarah.
Setelah berjalan tak
begitu lama, Remia sampai ditempat tujuannya.
Sebuah taman yang
dikelilingi pepohonan rimbun. Banyak anak-anak NPC yang berlarian bermain
dengan ceria, berbeda dengan suasana yang baru saja dilewatinya tadi.
“Hai Reo, sudah lama
menungguku?”
“Tidak, aku baru saja
sampai di sini, lagipula kenapa kau memanggil nama asliku? Ironis sekali dengan
dirimu yang akan bilang “Ini Net game,
jangan campur adukkan nama asli dan nama char-ku””
“Ahaha, benar juga,
aku hanya tak tau bagaimana cara untuk mengendalikan kesadaranku, aku pikir,
jika aku tak menyebut nama aslimu saat kita sendirian, aku akan kehilangan hal
yang menghubungkanku dengan aku yang ada di dunia nyata.”
Mendengar jawaban dari
Diaz, Remia pun tersenyum pahit, dia pun tak ingin melewatkan kesempatan ini
untuk menghiburnya.
“Ady, jangan-jangan
kau?”
“Huh ada apa Re?”
“Kau jatuh hati padaku
dan bersiap untuk membuka rute yaoi?!”
<a/n: Did anyone says yaoi? ( ͡° ͜ʖ ͡°)>
“Bodoh! Kau ingin mati
hah?”
Dengan tangan kanan
yang berada di hulu pedang, Diaz melakukan kuda-kuda menandakan dia siap untuk
menebas apa yang ada di hadapannya.
Lalu suara tawa pun
terdengar.
““Hahahahaha—””
“Haha, kau tak berubah
sedikit pun Dy, aku yakin kau bisa mengalahkan semua dungeon yang ada di dunia ini, berbeda denganku.”
Kata-kata yang
menyemangati Diaz/Aditya, namun sekaligus merendahkan diri sendiri itu, membuat
Diaz tersenyum kecut.
“Ayolah, «Modifier»
juga berguna kok, paling tidak kita harus mencapai level 30 dan mendapatkan sub
job.”
“Haha, benar juga.”
Remia membalas Diaz
sambil menggaruk pipinya, dan merekapun berangkat untuk mengerjakan misi, hanya
mereka berdua saja, karena teman-temannya yang lain sibuk dengan urusan masing-masing.
Dengan semangat mereka
menuju pintu gerbang.
Petualangan mereka pun
dimulai di dunia virtual bernama Arcadia, dimana 1.000.000 pemain lebih dari
seluruh penjuru dunia terperangkap di satu game kematian, bernama «Arcadia:
Lost Race Online», berusaha keluar dari game tersebut dengan menyelesaikan
seluruh dungeon yang ada.
-Oneshot, FIN-
====================================================================
Author's Rambling:
Sebenernya one-shot ini adalah cerita karangan pertama gua. Nih one-shot terlahir saat ibu guru pelajaran Seni di sekolah gua MAN dulu ngasih tugas, tugasnya buat cerita karangan pendek, draft pertama hanya sebanyak 1.100an kata kalo ga salah (yang ada di laptop gua kepotong).
Cerita awal sangan berbeda dengan yang ini, nama karakter game Reo pun berbeda.
Karakter tambahan seperti Trenthian, Rinia, Alfred, Bilqis, dan Lettuce hanya ada dalam versi ini.
Gua gak tau sih cerita ini mau dibuat seri atau ngga, soalnya gua masih punya cerita yang lain yang perlu di update.
Kalo banyak request, mungkin bakalan gua pertimbangkan.
Anyway, thanks for reading~
Cerita awal sangan berbeda dengan yang ini, nama karakter game Reo pun berbeda.
Karakter tambahan seperti Trenthian, Rinia, Alfred, Bilqis, dan Lettuce hanya ada dalam versi ini.
Gua gak tau sih cerita ini mau dibuat seri atau ngga, soalnya gua masih punya cerita yang lain yang perlu di update.
Kalo banyak request, mungkin bakalan gua pertimbangkan.
Anyway, thanks for reading~