Kamis, 23 Juli 2015

Synchronia, Chapter 000

One-shot

Prolog

Februari 2016 tepatnya tanggal 26 selesailah salah satu proyek game online terbesar yang pernah ada, proyek ini melibatkan beberapa perusahaan elektronik terbesar sebagai sponsornya, «ARCADIA: Lost Races Online», permainan realitas virtual yang menggunakan perangkat keras «SYNCHRONIA» sebagai penghubung saraf otak kedalam komputer dan mengirimkan sinyal elektronik langsung keotak agar pemakainya bisa merasakan bermain game fantasi secara nyata.

«Virtual Reality» atau realitas virtual, menggabungkan dunia nyata dan dunia virtual menjadi satu, salah satu terobosan teknologi termutakhir dan terpopuler saat ini, «Nsyncer.inc» adalah tombak utama dari terobosan teknologi ini, dengan alat terobosan mereka, «SYNCHRONIA», pengguna bisa merasakan berada di dunia nyata, walaupun sebenarnya itu adalah Virtual Space.



Part 1

“Hei, apakah kau lama menungguku disini Reo?”

Seseorang muncul dari hadapan pemuda yang menunggu sambil bersandar disebuah dinding di pinggir jalan, dia bernama Aditya Surya.

“Tidak Dy, ayo kita pulang.”

Dengan senyuman Reo Hilmi, atau yang dikenal sebagai Reo, mengajak temannya untuk pulang pulang kerumah.

Mereka sehabis membeli kaset installer game «ARCADIA: Lost Races Online» yang baru saja dirilis tadi pagi, pendistribusian kaset ini tersebar, jadi pembeli bisa dengan mudah membelinya, tanpa harus mengantri lebih lama, bahkan sampai kemping.

“Dy, kau jam berapa Log in kedalam «ALRO» nanti?”

“Hmm, mungkin pagi sekali, besok kan hari minggu, pasti bakalan banyak pemain yang bakalan Login kedalam game ini.”

“Kau pasti mengincar cewe cantik bukan? Hati-hati dapat hode loh.”
<a/n: Hode adalah istilah untuk laki-laki yang menyamar jadi perempuan, biasanya tujuan mereka adalah untuk mendapatkan item-item secara gratis dari pemain laki-laki, bisa juga istilah untuk sebaliknya (jarang ada).>

“Enak aja kau, jangan mendoakanku dengan doa yang tidak-tidak.”

“Siapa yang mendoakanmu? Yee, geer.”

“Kau ingatkan apa kata pak ustadz? “Perkataan adalah doa”, ingat itu.”

‘Segala mengutip kata pak ustadz lagi.’

Reo membatin disertai dengan senyuman kecut.


Setelah lama berbincang-bincang hal-hal yang trivia sambil berjalan pulang, mereka pun berpisah karena arah rumah mereka berlawanan.

“Hey Dy, jangan lupa memberikan kaset itu ke Denny, lagipula dia yang paling antusias dengan game ini, walaupun dia tidak bisa membelinya sendiri.”

“Iya iya, aku tau, dasar cerewet.”

“Cih, baiklah tuan Beta tester yang dapat mencicipi game closed beta,” ucap Reo dengan nada sedikit sarkasnya.

Dengan ini mereka berpisah, dan Reo pun menuju rumahnya yang memang agak jauh dari titik perpisahan mereka tadi.


Part 2

Keesokan harinya, Minggu 28 Februari 2016.

Di sebuah meja makan, duduklah seorang anak muda berusia 20 tahunan yang sedang memakan mi instant rasa mi goreng.
Dia bukanlah anak kos, melainkan seorang mahasiswa yang masih tinggal bersama orang tuanya, karena dia kuliah di satu kota yang sama dengan tempat tinggalnya, dia lah Reo.

Dengan bunyi *slurp* dan senyum yang aneh tertempel di wajahnya dia pun mulai berteriak dengan gembiranya.

“Hari ini ga ada kerjaan!~”

Tidak ada ada satu orang pun di rumahnya, orang tuanya pergi liburan ulang tahun pernikahan mereka kesuatu tempat nan jauh.

Log in ah, hari ini aku bisa puas bermain~’

Dia membatin disertai senyuman yang bisa dibilang menjijikan.

Reo segera beranjak dari meja makan dan menaruh piring kotor di tempat penyucian piring tanpa mecunyinya, dasar pemuda malas.

Dia menuju kekamarnya yang berada di lantai dua rumahnya, kamarnya tidak terlalu besar, hanya 5x5 m, di dalam kamarnya ada meja belajar yang terletak di sebelah kanan pintu masuk kamarnya, di sebelahnya lagi ada tempat tidur single bed yg beralaskan selimut berwarna biru, diseberang pintu kamarnya, ada 3 jendela kaca bersusun, jendelanya sangat  besar seukuran dengan pintu kamarnya.
Disebelah kiri kamarnya tersusun lemari baju dan 2 rak buku, rak buku pertama berisikan kaset-kaset game untuk komputer, dan yang satunya lagi komik Jepang dan beberapa novel ringan.

Reo mulai berbaring setelah dia mengaktifkan komputer yang ada di meja belajarnya, dan setelah itu dia memasangkan «SYNCHRONIA» ke komputernya, lalu kemudian memakainya.

“Sync command: Sync test!”

Reo mengeluarkan perintah kepada «SYNCHRONIA» untuk melakukan ‘Sync test’.

Sync test adalah hal yang esensial sebelum menggunakan «SYNCHRONIA», Sync test berguna untuk mengecek keadaan pengguna.

«SYNCHRONIA» tidak akan merespon perkataan di luar set command yang telah di set. Untuk memberi perintah, awali kalimat perintah dengan ‘Sync command’, dan dengan itu, «SYNCHRONIA» akan merespon penggunanya.

«SYNCHRONIA» pun mulai merespon perintah yang dikeluarkan Reo.

HEART RATE : STABLE

BLOOD FLOW : STABLE

MENTALITY : STABLE

SIGHT : OK

HEARING : OK

TASTE : OK

SMELL : OK

TOUCH : OK

Dengan hanya beberapa detik, analisis yang dikeluarkan oleh «SYNCHRONIA» sudah bisa dilihat oleh Reo.
Dia lalu memejamkan matanya lalu mengeluarkan perintah untuk menyambungkan dia ke dalam game «ARCADIA: Lost Races Online».

“Sync command: Execute application: «ARCADIA: Lost Races Online», start syncing.

Sebenarnya perintah ‘Execute application’ bisa di perpendek dengan men-setting shortcut sehingga suatu aplikasi yang mempunyai nama yang panjang bisa diperpendek, seperti «ALRO» untuk menjalankan «ARCADIA: Lost Races Online».

‘AFFIRMATIVE, SYNCHRONIZATION START.’

Dengan suara yang keluar dari «SYNCHRONIA», Reo mulai kehilangan kesadaran dirinya.

SIGHT : SYNCED

HEARING : SYNCED

TASTE : SYNCED

SMELL : SYNCED

TOUCH : SYNCED

‘SYNCHRONIZATION COMPLETED.’

Reo mulai mendapatkan kesadarannya kembali, namun dia terbangun di ruangan berwarna biru dan serba cyber, ya dia sekarang sedang berada didalam cyberspace.

Di depan dia berada sekarang, ada jendela hologram semi transparan yang bertuliskan ‘AUTHORIZATION’
Di papan tombol itu tertera ID pengguna dan Password untuk log in, serta papan tombol untuk mengisi kedua kolom tersebut.

Reo pun mengisinya, dan setelah itu cahaya seperti kunang-kunang berwarna biru dan berukuran sebesar ganggaman tangan pun mulai menyelimutinya, lalu perasaan seperti diterbangkan pun menyelimuti dirinya.


Part 3

- GRANDBELT CITY -

Kota yang sangat besar, luasnya hampir mirip seperti kota asli, memiliki suasana peradaban Eropa pada jaman pertengahan, di kota ini tidak hanya fasilitas-fasilitas untuk pemain, namun rumah-rumah para NPC juga banyak.
Di dalam kota ini tidak hanya ada satu jenis toko yang ada namun ada beragam jenis toko, toko pedang dan baju pelindung tersebar di mana-mana, harganya pun beragam dan tidak statis seperti di game online MMORPG lainnya.
<a/n: NPC: Non-Playable Character (Karakter Non-kendali), karakter yang dikendalikan komputer.  MMORPG: Massively Multiplayer Online Role-Playing Game (Permainan peran daring multipemain masif), jenis permainan online, selengkapnnya di sini, dan di sini.>

Di suatu tempat di dalam kota ini, seoarang anak setinggi 151cm sedang asik duduk di bangku taman.

Ras anak itu adalah Demi-Human, dia memiliki warna mata berwarna merah dengan rambut berwarna abu-abu sebahu dengan telinga kelinci yang mencuat, ras ini bernama Rabbit-man, ras yang dikenal mempunyai serangan ofensif yang rendah, namun memiliki agility yang cukup tinggi.

Dia menggunakan jubah berwarna hitam dan baju kaos putih dan garis hitam di sisi kanan dan kirinya, dan celana berwarna hitam camo bersaku di kaki kanan dan kirinya.

Ras Rabbit-man adalah ras yang populer di kalangan pemain perempuan karena keimutan mereka, dilain pihak ras ini tidak terlalu populer kdalangan pemain laki-laki karena kekuatan serangan mereka yang lemah, walaupun ada beberapa pemain laki-laki yang menggunakan ras ini sebagai karakter mereka. ras ini cocok dengan pekerjaan yang berhubungan dengan kecepatan seperti «Assassin», tapi syarat yang dibutuhkan sangatlah tak mudah.

“Ah, sebelum aku bertemu Aditya dan Denny, aku ingin pemanasan dulu dengan menyelesaikan quest mudah dulu.”

Bisik anak itu kepada dirinya sendiri.

Iya, dia adalah Reo Hilmi yang sedang menggunakan karakter game-nya, walaupun karakter game-nya kalu dilihat dari jauh adalah seorang karakter anak perempuan, tapi gender sebenarnya karakter game-nya adalah anak laki, dia bisa dibilang androgynous.

‘Sebelum itu, aku mau cek statusku dulu.’

Reo membatin lalu dia menggerakkan tangannya membentuk spiral searah jarum jam, gerakan itu adalah perintah untuk menampilkan jendela perintah.

Jendela perintah itu berbentuk seperti D-pad, bagian tengahnya adalah tombol keluar dari menu tersebut. Bagian atas adalah kolom «Personal», yang berisikan informasi tentang diri sendiri seperti, «Status», «Equipment», dan «Quest». Bagian kiri adalah kolom «Friends», Kiri «Items» dan bagian terakhir yaitu bagian bawah berupa «System» yang berisikan pilihan untuk «log out» dan «Option».

Reo menekan «Personal» layar hologram tersebut, lalu menekan «Status», hasilnya pun langsung dapat terlihat oleh dia.

_________________________________________________________________________________________
Name : 
             Remia
Race/Tribe :
             Demi-Human/Rabbit-man
Level :
             7
EXP :
             5763
Main Job :
             Modifier
Sub Job :
             -
Vitality :
             256
Strength :
             33
Defense :
             40
Magic :
             35
Magic-Def :
             34
Agility :
             122
Luck :
             80

Skill :
- Production :
        - Modification I
Skill yang memperbolehkan penggunanya untuk membuat dan memberikan efek pada senjata, armor dan aksesories, skill paling rendah dalam kategori «Production».

- Analyst :
        - Item Inquiry I
Skill untuk mengetahui ditel suatu Item, hanya bekerja pada item rendahan.
        - Material Inquiry I
Skill untuk mengetahui ditel bahan baku, hanya bekerja pada bahan baku rendahan.

- Enchantment : 
        - Beginner's luck
Poin keberuntungan (Luck) akan bertambah 20% lebih banyak saat level up, akan hilang saat mencapai level 20.
_________________________________________________________________________________________

“Statusku masih saja menyedihkan, rata-rata orang yang selevel denganku mempunyai status point sekitar 70an.”

Ucap Reo atau Remia dengan disertai senyuman kecut.

Skill «Modification» adalah skill dengan tingkat yang paling rendah di kategori skill «Production», skill itu mirip seperti skill «Weapon Making», «Armor Making», atau «Accessories Making»-nya «Blacksmith» namun lebih inferior dari skill tersebut, karena skill «Modification» hanya memodifikasi senjata, armor, dan aksesoris dan memberikan efek special terhadap peralatan tersebut, bahkan skill «Blacksmith» tadi juga bisa memodifikasi dan skill «Attributor»-nya «Alchemist» bisa memberikan efek atribut yang bahkan lebih kuat daripada skill «Modification».

“Dan berita bagusnya, Job ini punya bug lagi.”

Lanjut Remia/Reo dengan menghela nafas.

Ya, Job «Modifier» mempunyai bug yang melarang para pemakainya untuk mengganti Main Job ke Job lain, dan orang yang punya Main Job lain tidak bisa mengganti Main Job-nya ke «Modifier».

Hanya pada saat pembuatan karakter baru lah, para pemain bisa memilih Main Job ini.

Ngomong-ngomong, Reo membuat Remia dengan Main Job «Modifier» (karena dia sendiri tak tau tentang bug itu) dan membuatnya sampai level 7 dalam semalam.

Kesulitan meningkatkan level pada pemain pemula tidaklah sulit. Dari level 1 sampai 15, Leveling sangatlah mudah, dari level 16 sampai level 25, kesulitan akan makin meningkat dan meningkat lebih tinggi lagi sampai mencapai Counter Stop pada Level 255.
<a/n: Counter Stop, Level tertinggi dimana player tidak bisa lagi mengalami Level up>

“Baiklah, aku sudah memilih quest “Save a Village near Fairchild City from The Incoming Slime Attacks” karena quest ini berdekatan dengan tempat yang dijanjikan Aditya.”

Bisik Remia, lalu dia beranjak dari tempatnya, jarak dari Grandbelt City ke desa itu adalah 30 menit kearah timur, perjalanan tersebut biasanya ditempuh dengan kuda.

Letak Remia berada sekarang adalah taman di dekat gerbang timur kota, Jadi dia tak perlu memakan waktu lama untuk kesana.

Remia berjalan ketempat penyewaan kuda, dan mulai memilih untuk menyewa kuda.

Dia berkomunikasi kepada NPC, dan menyewa kuda untuk sehari dengan harga 500 Gurr.
Gurr adalah mata uang di game ini.
untuk menyewa Inn untuk satu hari, dibutuhkan rata-rata sekitar 200 Gurr, jadi harga kuda tersebut adalah dua kali harga menginap dalam Inn yang sudah bisa dianggap dengan kualitas rata-rata.

Remia membayar harga sewa tersebut lalu menunggangi kuda yang keluar dari kandang kuda yang dimiliki NPC tersebut.

Kemudian dia berangkat ke arah timur dari Kota Grandbelt.


Part 4

30 menit kemudian, Desa Usateil.

“Jadi ini Desa Usateil.”

Bisik Remia, sambil mengikatkan tali kuda yang disewanya kesalah satu kandang kuda yang dijaga NPC, lalu dia masuk melewati desa ini menuju kehutan untuk memburu Slime yang akan menyerang Desa ini.
<a/n: Slime adalah monster semi-transparan yang terbuat dari gel, tubuhnya itu semi-liquid, biasanya monster yang paling lemah di game RPG, kecuali Eroge :^) )

Desa Usateil adalah desa para Rabbit-man, desa ini berisikan NPC-NPC yang memiliki karakteristik yang sama dengan Remia, jadi para NPC desa ini menampakkan ekspresi yang lega, dan mempersilahkan Remia untuk masuk.

Banyak NPC anak-anak yang lalu lalang, ada yang penasaran, ada yang tak menghiraukan Remia sedikitpun dan ada yang berlarian menghampiri, Remia hanya bisa tersenyum melihat hal itu.

Dengan hanya berjalan kaki selama 5 menit, dia sudah sampai di hutan Usami, hutan yang berada di luar desa Usateil.

Remia melihat kelompok Slime, Slime tersebut berjumlah 3 ekor.

“Baiklah, its Slime exterminating time~.”

Ucap Remia sambil tersenyum.


Tidak sampai 10 menit, Remia sudah berhasil mengalahkan semua slime dan mengumpulkan bukti berupa 15 «Slime Liver».

Misi (quest) ini sendiri adalah misi untuk pemula, jadi tentu saja Remia bisa mengalahkannya dengan mudah.

Ngomong-ngomog, Remia hanya menggunakan senjata jenis dagger untuk melawan mereka, karena senjata ini untuk semua Job.
<
a/n: Dagger adalah senjata sejenis pisau, namun lebih besar dan lebih panjang>

Dia lalu beranjak dan melaporkannya kepada ketua Suku yang ada di desa Usateil untuk menyerahkan 15 «Slime Liver», dan mendapatkan bukti bahwa dia sudah menyelesaikan misi tersebut, yang nanti akan dibawa ke «Adventure Guild» untuk membuktikan bahwa dia sudah menyelesakan misinya, dan mendapatkan imbalan «Guild Point».

«Adventure Guild» berada di kota-kota seperti Grandbelt dan Fairchild, dan dia bebas menyerahkan laporan dari kepala suku tersebut di «Adventure Guild» di kota manapun, hanya saja akan ada pajak untuk laporan yang berbeda dari tempat pengambilan misi.

Setelah mendapatkan laporan dari kepala suku, Remia pun berangkat ke kota Fairchild, yang berjarak 15 menit dari desa tersebut.

Remia mulai kepikiran tentang ‘mengapa quest ini tertera di kota yang lebih jauh dari desa ini?’, namun dia lupakan seiring waktu dia menuju kota Fairchild.


Part 5

- FAIRCHILD CITY –

Kota yang sangat luas namun kalah luasnya dengan kota Grandbelt, suasana kota ini mirip dengan Grandbelt, namun batu bata yang digunakan di sini berwarna putih, dan pepohonan yang menghiasi kota ini sangat rimbun.

Setelah memberikan laporan kepada «Adventure Guild», Remia menuju tempat pertemuan mereka, dia sudah telat sekitar 11 menit, namun dia tak menghiraukannya.

Remia dan karakter game Aditya tak pernah bertemu, alhasil, dia tak tau bagaimana rupa karakter game Aditya, namun dia sudah memberitahukan Aditya bahwa karakter game-nya adalah Rabbit-man berambut abu-abu dan bermata merah bernama Remia dan dia memberikan ditel pakainnya sebelum dia log in pagi tadi.

“Oyy! Remia! Lama sekali kau!”

Orang yang memanggil Remia adalah laki-laki ras Human dengan suku Sapiens yang mempunyai rambut merah dan mata keemasan, memakai Chainmail dan celana berwarna cokelat dengan pedang di sebelah kiri pinggangnya, sudah dapat dipastikan bahwa Job-nya adalah «Warrior». Dia adalah karakter game dari Aditya.

“Oh Adit—,”

“Panggil aku Diaz disini, Reimu!”

“Aku bukan penjaga kuil Hakurei oy! Lagi pula aku bukan perempuan!”

“Tapi kau terlihat seperti perempuan dari segi manapun, lagipula kau cebol.”

“Aku hanya iseng kau tau, aku akan membuat karakter baru nanti.”

“Ah, dasar trap!”

“Terserahmu lah.”

“Oh iya Remia, ini De*uhuk*Klause, Trenthian, Rinia, Alfred, Bilqis, dan Lettuce.”

Semua yang Diaz/Aditya kenalkan tersenyum sambil mengucapkan “Salam kenal”, “Yo!”, dan sebagainya, terkecuali Denny atau Klause, karena kami sudah kenal.

Remia tahu bahwa Klause itu adalah Denny, karena kesalahan yang Diaz lakukan tadi, lagipula ekspresi Klause mirip sama seperti ekspresi Denny di dunia nyata, ­santai.

Klause, Trenthian dan Lettuce mempunyai «Equipment» yang hampir sama seperti Diaz, kecuali pada penampilan mereka.

Klause memiliki rambut putih acak-acakan dengan mata hitam, Trenthian mempunyai rambut berwarna biru poninya mengarah kearah sebelah kanan kepalanya dengan mata berwana biru juga, dan Lettuce dengan rambut lurus hijau dan mata hijaunya, mirip seperti sayuran.

Rinia adalah Demi-human perempuan dengan suku kucing, rambutnya berwarna pirang dengan corak jingga gelap, matanya berwarna kuning, pakaiannya adalah pakaian yang sungguh provokatif, leather yang dilapisi dengan chestplate yang hanya menutupi bagian dadanya saja, dan celana kulit pendek yang menampilkan kulit cokelatnya yang eksotis pun terlihat menakjubkan, dari penampilannya yang tak membawa senjata, dapat dipastikan bahwa Job yang diambilnya adalah «Fist Fighter».

Di lain pihak, Bilqis adalah ras Human perempuan dengan suku Elfman yang tertutup dengan pakaian serba putih ditutupi jubah berwarna putih pula. Rambutnya berwarna pirang terang dengan mata yang berwarna hijau telinganya terlihat lebih panjang daripada telinga manusia biasa, senyumannya pun bisa membuat perasaan jadi rileks. Tingginya hamper sama dengan Remia, dan dia membawa tongkat kayu sebagai senjatanya, bisa dipastikan Main Job-nya adalah «White Mage», seorang Healer.

Alfred, Alfred adalah Alfred. Alfred mempunyai penampilan seperti pelayan berkacamata, warna matanya perak dan berambut putih dengan tanduk hitam yang mencuat dikepalanya, sudah dipastikan bahwa Rasnya adalah Human dengan suku Newman. Walaupun dia berpenampilan butler, dia membawa pedang besar dibelakangnya, Main Job-nya mungkin adalah combat butler, bukan, Job-nya adalah «Brute». Walaupun penampilannya mirip pelayan dan wajahnya mirip seorang butler yang melindungi tuan putri cantik berwatak tsundere, tetapi dia tak memiliki ekspresi apapun, bisa dibilang poker face.

'Baju pelayan yang dipakainya sepertinya dibeli dengan uang asli, atau mungkin rare drop. Tapi monster drop tidak pernah meninggalkan Gurr ataupun benda jadi lainnya, Mereka hanya meninggalkan material saat mereka mati.'

Batin Remia karena dia kagum melihat pakaian Alfred.
<a/n: Monster drop adalah item/benda yang ditinggalkan monster dalam game setelah mereka mati/dibunuh. Rare drop adalah versi langkanya monster drop, dimana benda yang didapatkan adalah benda langka.>

Kelompok yang baru saja berkumpul ini berencana mengerjakan misi lanjutan, mereka membagi party mereka masing-masing 4 orang agar seimbang.
Alasan kenapa mereka membagi party mereka adalah, orang yang dibolehkan dalam satu party maksimum hanya 6 orang

Party pertama terdiri dari Diaz, Remia, Trenthian, dan Bilqis. Dan party kedua terdiri dari Klause, Alfred, Rinia, dan Lettuce.

Alasan kenapa party Remia mendapatkan Healer adalah karena Job yang diberitahukan Remia pada mereka. Mereka mengasihani Remia dengan menepuk pundaknya, lalu menetapkan bahwa kelompok Remia harus mempunyai Healer untuk jaga-jaga, dan dengan keputusan itu, terdirilah Party yang fokus kepada keseimbangan, dan party yang fokus pada penyerangan.

Dengan pembagian Party seperti itu, mereka pun menuju «Adventure Guild» untuk mengerjakan misi (quest) yang sama.


Setelah beberapa kali mengerjakan misi dan mendapatkan level up, sekrang Remia sudah mencapai level 15.

Sudah 5 jam setelah mereka mulai leveling, semuanya pun menyetujui bahwa misi yang tadi adalah yang terakhir untuk hari ini dan mereka memilih untuk membubarkan party setelah melapor kepada «Adventure Guild».


Sesampainya di kota, merekapun langsung melapor ke «Adventure Guild» secara bersamaan.

“Kerja bagus teman-teman!”

Ucap Klause dengan semanagat, dia sendiri tidak berencana log out karena dia ingin memainkan game ini sepuasnya, berbeda dengan beberapa temannya.

“Baiklah, waktunya kita disband.”

Ucap Diaz dengan santainya, dia lalu menggerakkan tangannya membentuk spiral searah jarum jam untuk menampilkan jendela perintah.

Sesaat sebelum dia menekan «Disband Party» di sub menu «Friends», mereka pun diselimuti perasaan diterbangkan.


Part 6

“SELAMAT DATANG PARA PEMAIN”

Suara itu menggema setelah mereka diteleportasi kesuatu tempat, tempat ini berbentuk lingkaran dengan diameter 2 kilometer.

Tempat ini berasa seperti di suatu tempat yang tinggi, seperti menara yang hanya diselimuti awan-awan putih, itulah kenapa banyak orang yang bingung lalu melihat kesegala penjuru arah.

“AKU ADALAH «VIRUS», AKU AKAN MENGURUNG KALIAN DI DUNIA YANG SANGAT INDAH INI UNTUK MEMBERIKAN KALIAN SEBUAH KEHIDUPAN YANG SANGAT MENARIK!”

“Hah, ada apa ini!?”

Seoarang pria terdengar bingung dengan perkataan sebuah benda berbentuk lingkaran seperti bola, namun memilki mata merah dan mengeluarkan aura hitam.

“Mengurung kami? Yang benar saja?!”

“Ini event bukan? Hal seperti ini hanya untuk menakuti para pemainbukan?”

“I-ibu, aku ingin pulang.”

Banyak suara protest yang ditujukan kepada benda ber-aura hitam tersebut.

“JIKA KALIAN INGIN KELUAR, KALIAN HARUS MENYELESAIKAN 100 DUNGEON DI DUNIA INI, DAN MENYELESAIKAN TUGAS KALIAN.”

Dengan itu, panik pun melanda para pemain, banyak yang kehilangan harapan dan berbisik “Yang benar saja”, namun adapula yang semangat, karena mereka menganggap mereka adalah karakter utama dari cerita Novel atau anime.

“NAMUN INGAT, JIKA KALIAN MATI DI SINI, DISENGAJA MAUPUN TIDAK, KALIAN AKAN MATI DI DUNIA NYATA, MENYELESAIKAN TEST SETELAH MENYELESAIKAN 100 DUNGEON TERSEBUT.

JIKA ADA GANGGUAN DARI LUAR MAKA «SYNCHRONIA» AKAN MENGIRIMKAN SINYAL KE OTAK KALIAN DAN AKAN MEMBUAT KALIAN KOMA SECARA PAKSA, DAN SUDAH DIPASTIKAN DIA TAK AKAN BANGUN LAGI.

NAMUN TENANG SAJA, JIKA KALIAN DISCONNECT DARI SERVER, NYAWA KALIAN TAK AKAN TERANCAM, NAMUN JIKA KALIAN TIDAK RECONNECT DALAM 4 JAM, UCAPKAN LAH SELAMAT TINGGAL PADA NYAWA KALIAN.

UNTUK MENCEGAH BERKURANGNYA PARA PENDUDUK DUNIA INI, AKU MENYERAHKAN SEMUANYA KEPADA ORANG LUAR SANA UNTUK MENGAMBIL TINDAKAN, DAN TENTU SAJA PESAN INI SUDAH AKU SIARKAN KESELURUH STASUN TELEVISI.

SEMAKIN BANYAK DARI KALIAN YANG TERSISA, SEMAKIN TINGGI KEMUNGKINAN KALIAN BISA MENYELESAIKANNYA, SEMAKIN SEDIKIT DARI KALIAN YANG TERSISA, SEMAKIN SEDIKIT PULA KEMUNGKINAN KALIAN MENYELESAIKAN TEST TERSEBUT, JADI BERTAHAN LAH PARA PEMAIN SEKALIAN.

SELAMAT MENIKMATI DUNIA YANG INDAH INI.”

Dengan berakhirnya pidato/pengumuman dari benda aneh tadi, perasaan diterbangkan menyelimuti para pemain.


PART 7

“Yang benar saja? Aku harus bertahan dengan Job yang mempunyai bug ini selama memainkan game ini?!”

Protest seorang Rabbit-man kepada dirinya sendiri, suaranya samar-samar, dapat dipastikan bahwa orang-orang yang berada di sekitarnya tak menyadarinya.

Kini mereka kembali ke ruangan «Adventure Guild», setelah mendengarkan pengumuman yang tak terduga tersebut, beberapa dari mereka menampakkan ekspresi wajah yang suram.

“Benda aneh itu benar, kita terperangkap disini, tombol untuk Log out-nya menghilang.”

Ucap Diaz serasa tak percaya dengan apa yang dialaminya.

Merekapun melihat ke teman-temannya yang lain, di sana terlihat Bilqis yang menagis dan Rinia yang berusaha menenangkannya, Lettuce dan Trenthian yang terlihat cemas, Alfred yang berekspresi datar seperti kehilangan berbagai warna dari wajahnya, dan Klause yang terlihat tenang dan biasa-biasa saja, bahkan tersenyum kecil.

“Hei Klause, kenapa dengan mukamu yang tenang dan senyum yang tertempel di wajahmu itu? Kau menganggap ini hal yang tak serius hah?!”

Protes Diaz sambil mendatangi Klause lalu mencekiknya dan mengangkatnya.

“Ada apa denganmu hah? Ini kesempatanku untuk hidup dan lari dari kehidupanku yang monoton di luar sana. Jika memang kau ingin keluar, maka cepatlah menyelesaikan 100 Dungeon tersebut.”

Protes Klause lalu menepis tangan Diaz.

“Grrr.”

Dan Diaz hanya bisa membalas dengan geraman.

“Aku tak salah bukan? Jika kau ingin keluar dari sini, selesaikanlah event ini.”

“Tapi itu tak mengubah perkataanmu tadi, kau merasa senang saat yang lain sedang terkena perasaan panik, apa-apaan itu?!”

“Apa ka—,”

“Sudahlah kalian berdua, hentikan!”

Yang menghentikan perkataan mereka adalah seorang Demi-human yang baru saja menenangkan seorang gadis, Rinia.

““…””

Mereka berdua hanya bisa terdiam sambil menggertakkan gigi mereka.

“Kalian berdua, tenangkanlah kepala kalian masing-masing, kalian adalah leader bukan? Jika kalian ingin keselamatan kalian sendiri dan orang-orang disekitar kalian, seharusnya kalian bisa memikirkannya dengan kepala dingin.”

“Aku setuju dengan perkataan Rin.”

Suara itu berasal dari gadis yang baru saja selesai menangis tadi, walaupun matanya memerah karena menangis, cahaya di matanya kini sedang bersinar berupaya memberitahukan kepada siapa saja yang melihatnya “Jangan menyerah”.

“Kita tak boleh hancur disini, kita selesaikan ini bersama.”

Perkataan yang serasa tak mungkin keluar dari orang yang baru saja menangis tadi menenangkan suasana sekitar.

Para NPC dan beberapa player yang melihatpun merasa tenang melihat senyumannya.

“Maafkan aku Diaz, ayo kita selesaikan ini bersama.”

Diaz menunduk mendengar perkataan Klause, lalu menjawabnya.

“Baiklah, maafkan aku juga.”

Deengan itu mereka pun berbaikan.

Ngomong-ngomong, para player yang ada di guild juga menampakkan wajah yang suram, namun setelah melihat pertengkaran tadi dan mendengarkan perkataan Bilqis, mereka sadar bahwa jatuh depresi bukanlah pilihan dan mereka harus berjuang untuk keluar dari game mematikan ini.

Seusai itu, merekapun pergi mencari Inn untuk membahas strategi mereka lebih lanjut, lagi pula waktu sekarang sudah sore, dan semua orang pasti butuh waktu untuk menenangkan diri setelah mereka diberitahu bahwa mereka tak akan bisa keluar jika tak menyelesaikan dungeon tersebut.


PART 8

Pagi yang cerah menyelimuti kota dengan arsitektur Eropa, dengan matahari yang hangat serta cuaca yang cerah membuat pagi yang indah ini seperti anugrah.

Namun berbeda dengan cuaca yang cerah tadi, atmosfir yang ada disekitar para player sangatlah suram, sangat suram sampai-sampai bisa membuat orang yang tidak terlibat kehilangan ritme pernapasan mereka.

“Kakak, kakak tak apa?”

“Menjauhlah dariku!”

Seorang anak perempuan NPC berumur sekitar 7 tahunan bertanya kepada seorang player dengan ekspresi wajah masam, namun segera didorong oleh player itu dengan satu tangan. Anak itu tentu saja kesakitan dan air mata mulai berkumpul diujung matanya.

“*hiks*, uu~ *hiks*”

“Hei kau, jangan sekejam itu pada anak kecil!”

Orang yang menegurnya adalah seorang Rabbit-man berrambut abu-abu, Remia.

“Hah? Ada apa dengan hal itu? Dia hanya NPC, dia tak punya perasaan!”

“Perasaan? Liat dia! Dia ketakutan bukan!”

Anak perempuan NPC tadi berlindung dibelakang Remia sambil memegangi bajunya.

“Tangisan itu tidaklah nyata, itu hanya data kau tau, dia hanyalah program!”

“Tapi, punya perasaanlah sedikit, dia hanya anak kecil.”

“Argh, sudahlah, aku tak mau berurusan denganmu!”

Player itu pun pergi meninggalkan mereka berdua. Remia hanya bisa menghela napas saat melihat player itu pergi.

“Kau tak apa dik? Ada yang luka?”

“Tidak kak, aku tak apa, te-terima kasih.”

Dengan mengucapkan rasa terimakasihnya, anak itu pun membungkuk dan berlari kesuatu tempat.

“Hati-hati!”

Dengan mengucapkan itu, Remia pun melanjutkan perjalanannya menuju taman yang berdekatan dengan gerbang kota.

Sudah 3 hari sejak pengumuman itu, banyak para pelayer yang mempunyai wajah suram dan depresi, namun ada juga yang semangat seperti menemukan dunia yang baru saja.

Ada juga hal yang aneh dalam beberapa hari ini, para NPC yang dianggap tak memiliki alur pikiran yang kompleks dan hanya bisa mengucapkan kata-kata yang sudah diset mengalami perubahan, mereka mulai bisa berekspresi seperti manusia asli.

Mereka tentu saja khawatir tentang keadaan para player, namun banyak para player yang menanggapinya secara kasar, dan hasilnya para NPC banyak yang tak menghiraukan mereka.

Ada pula player yang diusir dari toko senjata karena perilaku kasarnya, itu hanya karena player tersebut membalas dengan kasar pertanyaan khawatir penjaga tokonya, dan tentu saja hal itu berakhir dengan perkelahian.

Namun ada pula yang berperilaku ramah terhadap NPC, namun mereka adalah minoritas yang sangat kecil.

Karena banyak yang stress dan depresi, mereka melampiaskannya dengan kekerasan dan amarah.


Setelah berjalan tak begitu lama, Remia sampai ditempat tujuannya.

Sebuah taman yang dikelilingi pepohonan rimbun. Banyak anak-anak NPC yang berlarian bermain dengan ceria, berbeda dengan suasana yang baru saja dilewatinya tadi.

“Hai Reo, sudah lama menungguku?”

“Tidak, aku baru saja sampai di sini, lagipula kenapa kau memanggil nama asliku? Ironis sekali dengan dirimu yang akan bilang “Ini Net game, jangan campur adukkan nama asli dan nama char-ku””

“Ahaha, benar juga, aku hanya tak tau bagaimana cara untuk mengendalikan kesadaranku, aku pikir, jika aku tak menyebut nama aslimu saat kita sendirian, aku akan kehilangan hal yang menghubungkanku dengan aku yang ada di dunia nyata.”

Mendengar jawaban dari Diaz, Remia pun tersenyum pahit, dia pun tak ingin melewatkan kesempatan ini untuk menghiburnya.

“Ady, jangan-jangan kau?”

“Huh ada apa Re?”

“Kau jatuh hati padaku dan bersiap untuk membuka rute yaoi?!”
<a/n: Did anyone says yaoi( ͡° ͜ʖ ͡°)>

“Bodoh! Kau ingin mati hah?”

Dengan tangan kanan yang berada di hulu pedang, Diaz melakukan kuda-kuda menandakan dia siap untuk menebas apa yang ada di hadapannya.

Lalu suara tawa pun terdengar.

““Hahahahaha—””

“Haha, kau tak berubah sedikit pun Dy, aku yakin kau bisa mengalahkan semua dungeon yang ada di dunia ini, berbeda denganku.”

Kata-kata yang menyemangati Diaz/Aditya, namun sekaligus merendahkan diri sendiri itu, membuat Diaz tersenyum kecut.

“Ayolah, «Modifier» juga berguna kok, paling tidak kita harus mencapai level 30 dan mendapatkan sub job.”

“Haha, benar juga.”

Remia membalas Diaz sambil menggaruk pipinya, dan merekapun berangkat untuk mengerjakan misi, hanya mereka berdua saja, karena teman-temannya yang lain sibuk dengan urusan masing-masing.

Dengan semangat mereka menuju pintu gerbang.

Petualangan mereka pun dimulai di dunia virtual bernama Arcadia, dimana 1.000.000 pemain lebih dari seluruh penjuru dunia terperangkap di satu game kematian, bernama «Arcadia: Lost Race Online», berusaha keluar dari game tersebut dengan menyelesaikan seluruh dungeon yang ada.



-Oneshot, FIN-

====================================================================

Author's Rambling:

Sebenernya one-shot ini adalah cerita karangan pertama gua. Nih one-shot terlahir saat ibu guru pelajaran Seni di sekolah gua MAN dulu ngasih tugas, tugasnya buat cerita karangan pendek, draft pertama hanya sebanyak 1.100an kata kalo ga salah (yang ada di laptop gua kepotong).

Cerita awal sangan berbeda dengan yang ini, nama karakter game Reo pun berbeda.
Karakter tambahan seperti Trenthian, Rinia, Alfred, Bilqis, dan Lettuce hanya ada dalam versi ini.

Gua gak tau sih cerita ini mau dibuat seri atau ngga, soalnya gua masih punya cerita yang lain yang perlu di update.
Kalo banyak request, mungkin bakalan gua pertimbangkan.

Anyway, thanks for reading~

====================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar